BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Produsen
secara garis besar dapat didefinisikan sebagaikan pihak-pihak yang melakukan
kegiatan memproduksi barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,
dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.
Sebuah
riset pemasaran adalah langkah yang penting bagi produsen.Tujuannya
adalah untuk mendapatkan informasi mengenai produk-produk atau jasa apa saja
yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat,daya beli masyarakat saat itu, tren yang
sedang terjadi maupun kebutuhan lainnya.
Produsen
harus bisa membaca pergerakan pasar agar produk yang dihasilkan dapat menarik
konsumen, meningkatkan kepercayaan konsumen ,dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Untuk itulah harus dilakukan sebuah manajemen yang baik agar proses produksi
berlancar lanjar. Seorang produsen atau pengusaha haruslah berpikir kreatif
dan inovatif dalam memproduksi barang. Memikirkan produk alternatif ,
menentukan kemudahan dalam penggunaan produk yang bisa saja meningkatkan minat
konsumen, memberikan estetika dalam tampilan produk sehingga menarik banyak
pembeli.
Produsen
harus mampu memperhatikan perubahan pola perilaku konsumen.Tindakan ini penting
karena terdapat perbedaan yang signifikan antara konsumsi produk masyarakat
kelas menengah keatas dan masyarakat kelas menengah kebawah. Masyarakat kelas
menengah kata biasanya lebih mengutamakan kenyamanan, style dan gaya hidup
maupun kemudahan dari produk yang diberikan.Sedangkan masyarakat kelas menengah
kebawah lebih cendrung menyukai barang-barang murah dengan harga terjangkau.
Menurut John C. Mowen dan Michael
Minor
mendefinisikan perilaku konsumen sebagai studi tentang unit pembelian (buying
unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi berbagai
produk,jasa dan pengalaman serta ide-ide.
Menurut Lamb, Hair dan Mc.Daniel menyatakan bahwa perilaku konsumen
adalah proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan untuk membeli,
menggunakan serta mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang dibeli, juga
termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan
produk.(Rangkuti,2002:91)
Menurut Engel, Blackwell dan
Miniard,
menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam
mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses
keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.
Perilaku konsumen dapat disarikan dari semua definisi diatas
sebagai studi tentang proses pengambilan keputusan oleh konsumen dalam memilih,
membeli,memakai serta memanfaatkan produk,jasa,gagasan, atau pengalaman dalam rangka
memuaskan kebutuhan dan hasrat konsumen.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa tujuan dan manfaat yang
diperoleh perusahaan dalam memperhatikan perilaku konsumen
2. Apakah perilaku konsumen sangat
besar perannanya dalam meningkatkan daya beli konsumen terhadap suatu produk.
3. Apakah pengertian dari perilaku konsumen dan faktor-faktor apa yang
mempengaruhi perilaku konsumen
1.3
Tujuan
1. Untuk mengetahui manfaat yang
diperoleh perusahaan dalam memperhatikan perilaku konsumen.
2. Untuk mengetahui seberapa besar
peranannya dalam peningkatan daya beli
3. Faktor faktor apa saja yang
memepengaruhi perilaku konsumen
1.4
Manfaat
1. Hasil penulisan makalah ini dapat dijadikan sumber informasi dan
masukan bagi perusahaan guna untuk meningkatkan
jumlah penjualan produk .
2. Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pemahaman penulis tentang alasan
perusahaan perlu memahami perilaku konsumen dan hal-hal apa yang perlu diperhatikan produsen dalam memperhatikan perilaku konsumen
BAB II
PEMBAHASAN
MASALAH
2.1 Perilaku Konsumen
Dalam era globalisasi kini para produsen sudah selayaknya
untuk mengamati tingkah dari masyarakat karna begitu banyak produk baru yang bermunculan
dan persaingan antar perusahaan yang semakin sengit. Para produsen berlomba
lomba meluncurkan produk terbarunya yang akan berimbas pada perilaku konsumen.
Perilaku Konsumen adalah
proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan,
pembelian, penggunaan, serta pengevalusian produk dan jasa demi memenuhi
kebutuhan dan keinginan. Namun ada pula yang mengartikan Perilaku Konsumen
sebagai hal-hal yang mendasari untuk membuat keputusan pembelian misal untuk
barang berharga jual rendah maka proses pengambilan keputusan dilakukan dengan
mudah sedangkan untuk barang berharga jual tinggi maka proses pengambilan
keputusan akan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
menurut
beberapa ahli adalah sebagai berikut :
a)
Schiffman dan Kanuk
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh
sesorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca
konsumsi produk dan jasa, maupun ide yang diharapkan dapat memenuhi
kebutuhannya.
b)
Engel, Blackwell dan Miniard
Perilaku konsumen ialah tindakan-tindakan produk
jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut
yang terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi dan membuang suatu
produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti
tindakan tersebut.
c)
Mowen
Perilaku konsumen merupakan aktivitas seseorang
saat mendapatkan, mengkonsumsi dan membuang barang atau jasa.
d)
The American Marketing Association
Perilaku konsumen membagai interaksi dinamis dari
pengaruh dan kesadaran, perilaku dan lingkungan dimana manusia melakukan
pertukaran aspek hidupnya.
Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan
jasa akan dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya yaitu pendapatan, selera
konsumen dan harga barang. Setiap hari kita melakukan pemilihan atau menentukan
skala prioritas karena kebutuhan yang tidak terbatas sedangkan sumber daya yang
tersedia sangat terbatas. Konsep pemilihan ini merupakan perilaku mendasar dari
konsumen. Konsep dasar perilaku konsumen menyatakan bahwa konsumen selalu
berusaha untuk mencapai kegunaan maksimal dalam pemakaian barang yang
dikonsumsinya. Kegunaan (Utility) adalah derajat seberapa besar sebuah barang
atau jasa dapat memuaskan kebutuhan seseorang.
2.2 Faktor Perilaku Konsumen
1.
Faktor Sosial
a)
Grup
Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil. Kelompok dimana orang tersebut berada yang mempunyai pengaruh langsung disebut membership group. Membership group terdiri dari dua, meliputi primary groups (keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat dagang). (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp. 203-204)
Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil. Kelompok dimana orang tersebut berada yang mempunyai pengaruh langsung disebut membership group. Membership group terdiri dari dua, meliputi primary groups (keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat dagang). (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp. 203-204)
b)
Pengaruh Keluarga
Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian. Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian produk dan servis yang berbeda. Anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam keputusan yang melibatkan restoran fast food. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.204)
Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian. Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian produk dan servis yang berbeda. Anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam keputusan yang melibatkan restoran fast food. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.204)
c)
Peran dan Status
Seseorang memiliki beberapa kelompok seperti keluarga, perkumpulan-perkumpulan, organisasi. Sebuah role terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada seseorang untuk dilakukan sesuai dengan orang-orang di sekitarnya. Tiap peran membawa sebuah status yang merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat (Kotler, Amstrong, 2006, p.135)
Seseorang memiliki beberapa kelompok seperti keluarga, perkumpulan-perkumpulan, organisasi. Sebuah role terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada seseorang untuk dilakukan sesuai dengan orang-orang di sekitarnya. Tiap peran membawa sebuah status yang merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat (Kotler, Amstrong, 2006, p.135)
2. Faktor Personal
a)
Situasi Ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex diposisikan konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian pada suatu produk tertentu (Kotler, Amstrong, 2006, p.137)
Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex diposisikan konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian pada suatu produk tertentu (Kotler, Amstrong, 2006, p.137)
b)
Gaya Hidup
Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler, Amstrong, 2006, p.138)
Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler, Amstrong, 2006, p.138)
c)
Kepribadian dan Konsep diri
Personality adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya orang yang percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah beradaptasi, agresif (Kotler, Amstrong, 2006, p.140). Tiap orang memiliki gambaran diri yang kompleks, dan perilaku seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.212)
Personality adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya orang yang percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah beradaptasi, agresif (Kotler, Amstrong, 2006, p.140). Tiap orang memiliki gambaran diri yang kompleks, dan perilaku seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.212)
d)
Umur dan Siklus Hidup
Orang-orang merubah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan, baju-baju, perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan dengan umur, membeli juga dibentuk oleh family life cycle. Faktor-faktor penting yang berhubungan dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan strategi marketing dan orang-orang yang membeli produk atau servis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.205-206)
Orang-orang merubah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan, baju-baju, perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan dengan umur, membeli juga dibentuk oleh family life cycle. Faktor-faktor penting yang berhubungan dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan strategi marketing dan orang-orang yang membeli produk atau servis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.205-206)
e)
Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Contohnya, pekerja konstruksi sering membeli makan siang dari catering yang datang ke tempat kerja. Bisnis eksekutif, membeli makan siang dari full service restoran, sedangkan pekerja kantor membawa makan siangnya dari rumah atau membeli dari restoran cepat saji terdekat (Kotler, Bowen,Makens, 2003, p. 207)
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Contohnya, pekerja konstruksi sering membeli makan siang dari catering yang datang ke tempat kerja. Bisnis eksekutif, membeli makan siang dari full service restoran, sedangkan pekerja kantor membawa makan siangnya dari rumah atau membeli dari restoran cepat saji terdekat (Kotler, Bowen,Makens, 2003, p. 207)
3. Faktor Psikologi
a)
Motivasi
Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.214)
Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.214)
b)
Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari dunia. Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.215)
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari dunia. Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.215)
c)
Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya, baik informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai feedback bagi individu dan menyediakan dasar bagi perilaku masa depan dalam situasi yang sama (Schiffman, Kanuk, 2004, p.207)
Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya, baik informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai feedback bagi individu dan menyediakan dasar bagi perilaku masa depan dalam situasi yang sama (Schiffman, Kanuk, 2004, p.207)
d)
Beliefs and Attitude
Beliefs adalah pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai sesuatu. Beliefs dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan iman (Kotler, Amstrong, 2006, p.144). Sedangkan attitudes adalah evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah obyek atau ide (Kotler, Amstrong, 2006, p.145)
Beliefs adalah pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai sesuatu. Beliefs dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan iman (Kotler, Amstrong, 2006, p.144). Sedangkan attitudes adalah evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah obyek atau ide (Kotler, Amstrong, 2006, p.145)
4. Faktor Kebudayaan
Nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang melalui keluarga dan lembaga penting lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.129). Penentu paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Culture, mengkompromikan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang secara terus-menerus dalam sebuah lingkungan. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.201-202)
a)
Subkultur
Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan keadaan, seperti kebangsaan, agama, dan daerah (Kotler, Amstrong, 2006, p.130). Meskipun konsumen pada negara yang berbeda mempunyai suatu kesamaan, nilai, sikap, dan perilakunya seringkali berbeda secara dramatis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.202)
Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan keadaan, seperti kebangsaan, agama, dan daerah (Kotler, Amstrong, 2006, p.130). Meskipun konsumen pada negara yang berbeda mempunyai suatu kesamaan, nilai, sikap, dan perilakunya seringkali berbeda secara dramatis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.202)
b)
Kelas Sosial
Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku. Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.132)
Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku. Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.132)
2.3 Keputusan Pembelian
Keputusan Pembelian merupakan proses – proses yang
terjadi pada saat sebelum seorang konsumen melakukan pembelian suatu produk.
Seorang konsumen akan melakukan sejumlah
proses yang mendasari pengambilan keputusan. Berikut ini adalah proses – proses
pada saat sebelum dan setelah melakukan pembelian suatu produk, yaitu :
1.
Pengenalan Masalah (Problem Recognition)
Merupakan sebuah proses dimana konsumen
akan membeli sebuah produk sebagai solusi terhadap permasalahan yang sedang
dihadapinya. Konsumen tidak dapat menentukan prduk apa yang akan dibeli, jika
tidak ada pengenalan masalah yang muncul.
2.
Pencarian
Informasi ( Information Source)
Merupakan sebuah proses lanjutan dari pengenalan masalah,
dimana konsumen tersebut akan termotivasi untuk mencari informasi untuk
menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapinya. Proses pencarian informasi
tersebut dapat berasal dari dalam memori (internal) maupun berdasarkan
pengalaman orang lain (eksternal).
3.
Mengevaluasi
Alternatif (Alternative Evaluation)
Merupakan sebuah proses lanjutan
dari pencarian informasi, dimana setelah konsumen tersebut mendapatkan berbagai
macam informasi konsumen tersebut akan mengevaluasi alternatif – alternatif
strategis apa saja yang akan dipilih untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapinya.
4.
Keputusan
Pembelian (Purchase Decision)
Merupakan sebuah proses lanjutan
dari mengevaluasi alternatif, dimana konsumen akan membuat keputusan pembelian
suatu produk yang diinginkan. Terkadang konsumen memerlukan waktu yang cukup
lama sebelum konsumen tersebut memutuskan untuk membeli produk yang diinginkan,
karena adanya hal-hal yang masih perlu dipertimbangkan.
5.
Evaluasi
Pasca-Pembelian (Post-Purchase Evaluation)
Merupakan sebuah proses setelah
konsumen membeli suatu produk, dimana konsumen akan mengevaluasi apakah produk
tersebut sesuai dengan keinginannya. Didalam proses ini, dapat terjadi kepuasan
dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan merasa puas jika produk yang telah
dibeli sesuai dengan keinginannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan
terhadap merek produk tersebut pada masa yang akan datang. Tetapi sebaliknya,
konsumen akan merasa tidak puas jika barang yang telah dibeli tidak sesuai
dengan keinginannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa
yang akan datang.
Terdapat
lima faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan
pembelian, yaitu:
1.
Motivasi
(Motivation)
Merupakan suatu dorongan yang
terdapat dalam diri seseorang guna mencapai suatu tujuan tertentu.
2.
Persepsi
(Perception)
Merupakan hasil dari pemaknaan atau
pandangan seseorang terhadap suatu kejadian yang dihadapinya berdasarkan pada
informasi dan pengalamannya terhadap kejadian tersebut.
3.
Pembentukan
Sikap (Attitude Formation)
Merupakan penilaian yang terdapat
dalam diri seseorang, yang mencerminkan sikap suka atau tidak suka seseorang
terhadap suatu hal.
4.
Integrasi
(Integration)
Merupakan gabungan antara sikap dan
tindakan. Integrasi merupakan respon terhadap sikap yang diambil. Perasaan suka
akan mendorong seseorang untuk membeli suatu produk, sebaliknya perasaan tidak
suka akan membuat seseorang untuk tidak membeli suatu produk.
2.5 Perilaku Kelas Sosial Mempengaruhi
Perilaku Konsumen
Kelas sosial adalah stratifikasi sosial menurut
ekonomi (menurut Barger). Ekonomi dalam hal ini cukup luas yaitu meliputi juga
sisi pendidikan dan pekerjaan karena pendidikan dan pekerjaan seseorang pada
zaman sekarang sangat mempengaruhi kekayaan / perekonomian individu. Kelas
sosial merupakan bentuk segmentasi yang hierarkis dan alamiah, dikarenakan
aspek hierarkis kelas sosial begitu penting bagi pemasar dan produsen untuk
menentukan konsumen mana yang akan dituju dari produk yang telah diciptakan,
apa untuk status yang lebih tinggi atau status yang lebih rendah. Memang disini
begitu terlihat begitu ada ketidakadilan dan jarak terhadap konsumen, namun itu
semua merupakan segmentasi yang alamiah karena semua sudah terjadi dan tercipta
dengan sendirinya.
Pengaruh dari adanya kelas sosial
terhadap perilaku konsumen begitu tampak dari pembelian akan kebutuhan untuk
sehari-hari, bagaimana seseorang dalam membeli akan barang kebutuhan
sehari-hari baik yang primer ataupun hanya sebagai penghias dalam kelas sosial
begitu berbeda. Untuk kelas sosial dari status yang lebih tinggi akan membeli
barang kebutuhan yang bermerek terkenal, ditempat yang khusus dan memiliki
harga yang cukup mahal. Sedangkan untuk kelas sosial dari status yang lebih
rendah akan membeli barang kebutuhan yang sesuai dengan kemampuannya dan
ditempat yang biasa saja. Adapun yang merupakan ukuran kelas sosial dari
konsumen yang dapat diterima secara luas dan mungkin merupakan ukuran kelas
sosial terbaik terlihat dari pekerjaan, pendidikan dan penghasilan.
Pengaruh dari adanya kelas sosial terhadap
perilaku konsumen begitu tampak dari pembelian akan kebutuhan untuk
sehari-hari, bagaimana seseorang dalam membeli akan barang kebutuhan
sehari-hari baik yang primer ataupun hanya sebagai penghias dalam kelas sosial
begitu berbeda. Untuk kelas sosial dari status yang lebih tinggi akan membeli
barang kebutuhan yang bermerek terkenal, ditempat yang khusus dan memiliki
harga yang cukup mahal. Sedangkan untuk kelas sosial dari status yang lebih
rendah akan membeli barang kebutuhan yang sesuai dengan kemampuannya dan
ditempat yang biasa saja. Adapun yang merupakan ukuran kelas sosial dari
konsumen yang dapat diterima secara luas dan mungkin merupakan ukuran kelas
sosial terbaik terlihat dari pekerjaan, pendidikan dan penghasilan.
Sepanjang kehidupan, seseorang akan terlibat dalam
beberapa kelompok baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya : keluarga,
klub dan organisasi. Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat diartikan
sebagai Peranan dan Status.
a)
Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia dan daur hidupnya, pekerjaannya, kondisi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia dan daur hidupnya, pekerjaannya, kondisi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.
b)
Faktor Psikologis
Pilihan seseorang membeli juga dipengaruhi oleh
empat faktor psikologis utama, yaitu : motivasi, persepsi belajar, kepercayaan
dan sikap. Motivasi seperti yang diterangkan oleh teori Robert Maslow: Dimulai
dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus), disusul
kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian
kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai),
selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status)
dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan
perwujudan diri).
Sebenarnya semua masyarakat manusia menunjukan
stratifikasi sosial. Stratifikasi kadang-kadang berupa sistem kasta seperti di
masyarakat India tradisional, di mana anggota dari kasta yang berbeda
dibesarkan untuk peraran-peranan tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan
kasta mereka. Yang lebih lanjut adalah stratifikasi dalam bentuk kelas sosial.
Kelas sosial udalah divisi atau .
Kelas-kelas sosial ini menunjukan kecenderungan
penggunaan produk dan merek dalam bidang-bidang ter-tentu seperti pakaian,
perabotan rumah, kegiatan pada waktu luang, dan kendaraan. Beberapa pemasar
memfokuskan usaha mereka pada satu kelas social. Misalnya kios pakaian di asar
malam yang berfokus pada pelanggan kelas menengah dan bawah.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat sangatlah berpengaruh
pada perilaku konsumen saat ini. Selain itu
perilaku konsumen juga dapat menjadi acuan penilaian sukses atau tidaknya suatu
perusahaan. Karena suksesnya perusahaan tercermin dari laku atau tidaknya
produk di pasar. Hal tersebut menyebabkan perlu ditempatkan perilaku konsumen
pada kerangka strategi pemasaran suatu perusahaan. Dengan memperhatikan
konsumen, maka akan mengetahui apa yang di inginkan dan dibutuhkan oleh
konsumen saat ini.
Pertumbuhan ekonomi saat ini, yang menempatkan Negara kita pada posisi
Negara berkembang sangat mempengaruhi keinginan konsumen untuk mengkonsumsi
suatu produk. Sebagai produsen (perusahaan) menitik beratkan pada hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam strategi pemasaran. Dalam mewujudkan
tujuan pemasaran dan meningkatkan loyalitas pelanggan atau konsumen terhadap
barang atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut, maka kita perlu
memahami perilaku konsumen. Perilaku
konsumen yang tidak dapat secara langsung dikendalikan oleh perusahaan perlu
dicari informasinya semaksimal mungkin. Banyak pengertian perilaku konsumen
yang dikemukakan oleh pada ahli, salah satunya yang didefenisikan oleh Lamb, Hair dan Mc.Daniel menyatakan
bahwa perilaku konsumen adalah proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan
untuk membeli, menggunakan serta mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang
dibeli, juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan
penggunaan produk.(Rangkuti,2002:91)
Karakteristik pembeli sangat berbeda beda, Banyak sekali
faktor yang memepengaruhi dalam pemebelian produk yaitu faktor sosial, faktor
personal, faktor psikologis dan faktor kebudayaan. Oleh karena itu kita sebagai produsen (perusahaan)
harus memeprhatikan perilaku konsumen
dalam strategi pemasaran, untuk memperoleh keuntungan yang maksimal dalam
memasarkan suatu produk.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar