Sabtu, 08 November 2014

Peranan PT KLM Dalam Kebijakan CSR (Corporate Social Responsibility)

PT KLM dan seluruh perusahaan di Grup KLM melakukan berbagai macam program Corporate Social Responsibility. Kemampuan PT KLM melibatkan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan itu tidak lepas dari kemampuan Perusahaan meraih laba dari tahun ke tahun, namun niat sesungguhnya untuk membantu masyarakat berpangkal pada pengakuan PT KLM bahwa keberhasilan tersebut juga karena peran masyarakat di sekitarnya. Karena itu, PT KLM senantiasa tumbuh dan berkembang bersama masyarakat.
Selaras dengan filosofi Catur Dharma, Astra berupaya menjadi aset bagi bangsa dengan menekankan tiga pendekatan dasarnya yaitu Planet, People dan Profit. Ketiga pendekatan dasar itu melekat dalam berbagai kegiatan CSR PT KLM melalui program, yayasan dan karya nyata untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam empat bidang utama:
1) Pendidikan
2) Lingkungan
3) Kesehatan
4) Usaha Kecil Menengah / Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Untuk menyebarluaskan dan melaksanakan berbagai program CSR-nya, PT KLM mengelola sejumlah yayasan. Seluruh yayasan ini berperan sebagai pintu gerbang dalam menjangkau dan membantu memenuhi aspirasi masyarakat.
Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) didirikan oleh Om William Soeryadjaya pada tanggal 2 Mei 1980 sebagai perwujudan cita-cita PT KLM, yaitu Sejahtera Bersama Bangsa
Tujuan pendirian YDBA adalah untuk membantu meningkatkan ketrampilan teknik, manajemen, pemasaran, pembiayaan dan teknologi informasi kepada UKM dengan motto  Berikan kail bukan ikan. saat ini, UKM yang dibina antara lain di bidang manufaktur (subkon), perkebunan dan pertambangan, perbengkelan, furnicraft, serta pemuda putus sekolah. Untuk pembinaan UKM di daerah dilakukan melalui Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang didirikan oleh YDBA bekerjasama dengan Astra Grup dan pihak terkait.
Pada tahun 1991 YDBA memperoleh penghargaan UPAKARTI dari Pemerintah Republik Indonesia. Tahun 2007 YDBA memperoleh penghargaan dari Pemerintah RI atas kontribusi dalam Pengembangan Industri Kerajinan Indonesia.
Sejalan dengan perjalanan waktu, YDBA senantiasa berupaya untuk memajukan UKM di Indonesia baik yang terkait maupun tidak terkait dengan bisnis Astra dengan visi dan misi :
Visi :     
·         Menjadi institusi  yang terbaik di bidang  pembinaan dan pengembangan UMKM.
Misi :
·         Membina dan mengembangkan UMKM-UMKM (subkontraktor, vendor dan bengkel) untuk UMKM yang terkait dengan bisnis-bisnis value chain Grup Astra.
·         Membina UMKM-UMKM / pemberdayaan usaha ekonomi setempat di sekitar lokasi network Grup Astra.
Program kerja YDBA
A.      Otomotif dan Alat Berat
Di bidang Otomotif dan Alat berat,  YDBA memberikan pembinaan kepada UKM Subkon dan bengkel, kendaraan Roda-2 maupun Roda-4. Tujuan utama pembinaan adalah untuk meningkatkan Quality, Cost, Delivery & Innovation (QCDI).

Pembinaan kepada UKM Subkon otomotif dan alat berat dilakukan bekerjasama dengan PIC grup manufaktur PT KLM antara lain PT AHM, PT TAM/TMMIN, PT ADM, PT IAMI dan PT ANDI AOP dengan UTPE dan Komatsu Indonesia (KI). Dengan pembinaan teknis dan manajemen untuk, maka UKM Subkon secara bertahap mampu meningkatkan level QCDI dan kinerjanya sehingga bisa menjadi mitra kerja yang handal. .

Perkembangan bisnis PT KLM secara tidak langsung tercermin pada nilai kemitraan (order PT KLM kepada Subkon kategori UKM) dari tahun ke tahun. Krisis ekonomi global September 2008 berdampak pada turunnya nilai kemitraan perusahaan KLM tahun 2009 yaitu Rp. 5,03 triliun atau turun 21 % dari tahun 2008 sebesar Rp. 6,4 triliun. Beberapa Subkon telah naik kelas menjadi perusahaan kategori besar dengan asset diatas Rp. 50 M, sehingga tidak dimasukkan lagi pada kategori kecil menengah.

Salah satu keberhasilan pembinaan YDBA adalah terwujudnya UKM Subkon Mandiri. Setelah  mendapatkan predikat mandiri subkon dimaksud  tidak lagi memperoleh pembinaan secara intensif. Yang diberikan  hanya sebatas konsultasi dan pemberian informasi. Langkah ini dilakukan dengan maksud memberikan kesempatan yang sama kepada subkon-subkon baru yang juga berpotensi untuk menjadi binaan YDBA.
Untuk membantu pemuda putus sekolah, YDBA bekerja sama dengan perusahaan KLM dan BUMN/S, memberikan pelatihan kepada para pemuda untuk menjadi mekanik Roda-2 sehingga  mempunyai ketrampilan yang cukup untuk mengisi peluang kerja di bidang perbengkelan.  

Di bidang jasa perbengkelan Roda-2 YDBA bekerja sama dengan AHM sedangkan untuk perbengkelan Roda-4, YDBA bekerjasama dengan TAM-TC, ADM-TC dan IAMI-TC memberikan pembinaan berupa pelatihan teknik dan manajemen bengkel kepada bengkel-bengkel umum di berbagai wilayah. Bengkel yang memenuhi kualifikasi standar Astra berpeluang diangkat menjadi bengkel binaan jaringan PT KLM, seperti menjadi Bengkel Resmi Binaan Daihatsu atau bengkel rekanan PT Asuransi Astra Buana.

Selain kepada UKM Subkon dan bengkel, YDBA juga memberikan pendampingan kewirausahaan kepada karyawan Grup Astra yang telah memasuki Masa Persiapan Pensiun (MPP) dan berminat untuk membuka usaha

B.      Agribisnis dan Pertambangan
Sebagai bagian dari value chain bisnis Grup Astra, YDBA mengembangkan program Income Generating Activity (IGA) dengan memberdayakan petani sawit dan UMKM yang berada di sekitar perkebunan dan pertambangan Grup Astra. Pembinaan dilakukan bekerjasama dengan divisi Community Development PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL), PT United Tractors Tbk (UT), PT Pamapersada Nusantara (PAMA), PT Kalimantan Prima Persada (KPP), PT Telen Orbit Prima (TOP) dan PT Bina Pertiwi (BP).

Sasaran pembinaan program IGA ini adalah para petani karet, peternak ikan, bengkel sepeda motor, bengkel mobil, bengkel dinamo, usaha katering, industri makanan kecil, waserda, usaha kerajinan rakyat dan usaha perdagangan.

Bentuk pembinaan yang diberikan berupa pelatihan Mentalitas Dasar, Kewirausahaan, Pembukuan Sederhana, Manajemen Usahatani, Teknik Budidaya dan Pasca Panen, Dinamika Kelompok, Sulam dan Bordir, Pembuatan Produk Kerajinan dan Higienis Pangan. Selain itu diberikan juga pendampingan lapangan dan temu usaha.

Untuk membantu memudahkan petani dan UMKM memperoleh modal usaha YDBA dengan AAL dan PAMA telah mendirikan 7 Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di kedua area tersebut meliputi : LKM Mitra Surya Sejahtera, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat; LKM Benteng Kayu Mangiwang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat; LKM Banua Bauntung, Kabupaten Tabalong, Kalsel; LKM Banua Bauntung, Kabupaten Balangan, Kalsel; LKM Banua Bauntung, Kabupaten Barito Timur, Kalteng; LKM Banua Bauntung, Kabupaten Barito Selatan; dan LKM Berkah Banua, Kabupaten Tapin, Kalsel. Kini sedang dalam proses persiapan 2 LKM baru masing-masing di Tanjung Enim, Sumatera Selatan dan di Kutai Barat, Kaltim.

LKM yang didirikan ini berfungsi sebagai kegiatan simpan-pinjam petani dan UMKM. Banyak manfaat yang telah diperoleh dari LKM, antara lain membantu mengatasi kendala pembiayaan pupuk, bibit, obat-obatan, bahan bakar (BBM), dan perbaikan infrastruktur kebun. Jumlah pembiayaan yang sudah disalurkan sebesar Rp 10,4 Milyar kepada 4.334 petani dan UMKM.
YDBA juga memberikan pembinaan di bidang mekanisasi pertanian melalui penggunaan Traktor Roda-4. Program ini ditujukan khusus untuk petani sawah di luar Jawa yang kerap menemukan kendala ketersediaan tenaga kerja baik untuk melakukan intensifikasi maupun ekstensifikasi lahan. Untuk tahap awal sasaran daerah pembinaannya adalah Kabupaten Sidrap dan Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, serta Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.

C.      Fasilitasi Pembiayaan
Permodalan merupakan salah satu kendala yang sering dihadapi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam pengembangan usahanya. Untuk membantu hal tersebut, YDBA memfasilitasi kebutuhan modal kerja dan investasi bagi UMKM dengan berbagai Lembaga/Sumber Pembiayaan. Beberapa skim kredit khusus didesign sesuai dengan kebutuhan UMKM, antara lain :

Kredit Tanpa Agunan-Corporate Social Responsibility (KTA-CSR) dengan bunga ringan untuk Astra Honda Authorized Service Station (AHASS) khusus H2 (bengkel) dengan ketentuan omset maksimal Rp. 1 miliar/tahun dan asset maksimal Rp. 200 juta diluar tanah dan bangunan.
KTA Khusus (dengan bunga lebih ringan dari KTA komersil) untuk AHASS prioritas H1 (penjualan unit) dengan plafon sampai Rp. 450 juta.
Kredit jangka pendek berdasarkan Purchase Order/Invoice tanpa jaminan tanah dan bangunan serta bunga dihitung harian untuk UKM Subkon first dan second layer Grup Astra.
Kredit investasi untuk moulding dan dies dengan pembiayaan sampai dengan 100% serta jaminan moulding dan dies itu sendiri yang ditujukan khusus bagi UKM subkon first dan second layer Grup Astra.
Kredit lunak dengan bunga ringan bagi UMK dengan omset maksimal Rp. 1 miliar per tahun dan aset maksimal Rp. 200 juta di luar tanah dan bangunan.
Kredit modal kerja dan investasi dari perusahaan modal ventura.

Dalam rangka pembiayaan kepada AHASS, YDBA melakukan koordinasi dengan Main Dealer sepeda motor Honda (MDH) seluruh Indonesia. Tampak dalam gambar disebelah Presdir PT Wahana Makmur Sejati (MDH Jakarta & Tangerang), Robbyanto Budiman (paling kanan) berbincang dengan Ketua Pengurus YDBA, Aminuddin (ke-4 dari kanan).

Untuk hal tersebut diatas, YDBA telah bekerjasama dengan PermataBank, Astra Mitra Ventura, Bank Niaga, Bank Mega, Bank Syariah Mandiri, Bank Bumiputera dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Disamping itu untuk kredit lunak, YDBA bekerjasama dengan Kementrian Koperasi & UKM dan Program Kemitraan & Bina Lingkungan (PKBL) BUMN, antara lain dengan PT Surveyor Indonesia (Persero), PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, PT Sucofindo (Persero), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Jasa Raharja (Persero), PT Bank Ekspor Indonesia (Persero)/LPEI, PT Petro Kimia Gresik (Persero) dan Pertamina.

Hingga akhir Juni 2010, YDBA berhasil memfasilitasi pembiayaan bagi UKM dari perbankan dan PKBL BUMN sebesar Rp. 204,4 miliar bagi 1.190 UMKM yang digunakan untuk menambah modal kerja seiring dengan peningkatan penjualan dan investasi khususnya penambahan mesin, peralatan serta perluasan tempat usaha. Hampir seluruh kredit yang diberikan berstatus lancar yang mencapai 99,5 %.

Selain itu YDBA juga bekerjasama dengan perbankan, BUMN dan swasta memberikan sosialisasi dan edukasi produk-produk perbankan kepada UMKM yang tersebar di berbagai wilayah melalui program "Ayo ke Bank". Disamping pelatihan perpajakan dan pembukuan sederhana.

D.      Lembaga Pengembangan Bisnis

Salah satu upaya yang dilakukan YDBA dalam membina UMKM di daerah adalah dengan mendirikan Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) sebagai perpanjangan tangan YDBA. Sampai dengan tahun 2012, YDBA telah mendirikan 12 LPB yang tersebar di berbagai daerah hasil kerjasama dengan Dinas, BUMN/BUMS dan Swasta.