PT
KLM dan seluruh perusahaan di Grup KLM melakukan berbagai macam program
Corporate Social Responsibility. Kemampuan PT KLM melibatkan masyarakat dalam
kegiatan-kegiatan itu tidak lepas dari kemampuan Perusahaan meraih laba dari
tahun ke tahun, namun niat sesungguhnya untuk membantu masyarakat berpangkal
pada pengakuan PT KLM bahwa keberhasilan tersebut juga karena peran masyarakat di
sekitarnya. Karena itu, PT KLM senantiasa tumbuh dan berkembang bersama
masyarakat.
Selaras
dengan filosofi Catur Dharma, Astra berupaya menjadi aset bagi bangsa dengan
menekankan tiga pendekatan dasarnya yaitu Planet, People dan Profit. Ketiga
pendekatan dasar itu melekat dalam berbagai kegiatan CSR PT KLM melalui
program, yayasan dan karya nyata untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat
dalam empat bidang utama:
1)
Pendidikan
2)
Lingkungan
3)
Kesehatan
4)
Usaha Kecil Menengah / Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Untuk
menyebarluaskan dan melaksanakan berbagai program CSR-nya, PT KLM mengelola
sejumlah yayasan. Seluruh yayasan ini berperan sebagai pintu gerbang dalam
menjangkau dan membantu memenuhi aspirasi masyarakat.
Yayasan
Dharma Bhakti Astra (YDBA) didirikan oleh Om William Soeryadjaya pada tanggal 2
Mei 1980 sebagai perwujudan cita-cita PT KLM, yaitu Sejahtera Bersama Bangsa
Tujuan
pendirian YDBA adalah untuk membantu meningkatkan ketrampilan teknik,
manajemen, pemasaran, pembiayaan dan teknologi informasi kepada UKM dengan
motto Berikan kail bukan ikan. saat ini,
UKM yang dibina antara lain di bidang manufaktur (subkon), perkebunan dan
pertambangan, perbengkelan, furnicraft, serta pemuda putus sekolah. Untuk
pembinaan UKM di daerah dilakukan melalui Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) dan
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang didirikan oleh YDBA bekerjasama dengan Astra
Grup dan pihak terkait.
Pada
tahun 1991 YDBA memperoleh penghargaan UPAKARTI dari Pemerintah Republik
Indonesia. Tahun 2007 YDBA memperoleh penghargaan dari Pemerintah RI atas
kontribusi dalam Pengembangan Industri Kerajinan Indonesia.
Sejalan
dengan perjalanan waktu, YDBA senantiasa berupaya untuk memajukan UKM di
Indonesia baik yang terkait maupun tidak terkait dengan bisnis Astra dengan
visi dan misi :
Visi
:
·
Menjadi institusi yang terbaik di bidang pembinaan dan pengembangan UMKM.
Misi
:
·
Membina dan mengembangkan UMKM-UMKM
(subkontraktor, vendor dan bengkel) untuk UMKM yang terkait dengan
bisnis-bisnis value chain Grup Astra.
·
Membina UMKM-UMKM / pemberdayaan usaha ekonomi
setempat di sekitar lokasi network Grup Astra.
Program
kerja YDBA
A.
Otomotif dan Alat Berat
Di bidang Otomotif dan Alat berat, YDBA memberikan pembinaan kepada UKM Subkon
dan bengkel, kendaraan Roda-2 maupun Roda-4. Tujuan utama pembinaan adalah
untuk meningkatkan Quality, Cost, Delivery & Innovation (QCDI).
Pembinaan kepada UKM Subkon otomotif dan alat berat dilakukan
bekerjasama dengan PIC grup manufaktur PT KLM antara lain PT AHM, PT TAM/TMMIN,
PT ADM, PT IAMI dan PT ANDI AOP dengan UTPE dan Komatsu Indonesia (KI). Dengan
pembinaan teknis dan manajemen untuk, maka UKM Subkon secara bertahap mampu
meningkatkan level QCDI dan kinerjanya sehingga bisa menjadi mitra kerja yang
handal. .
Perkembangan bisnis PT KLM secara tidak langsung tercermin
pada nilai kemitraan (order PT KLM kepada Subkon kategori UKM) dari tahun ke
tahun. Krisis ekonomi global September 2008 berdampak pada turunnya nilai
kemitraan perusahaan KLM tahun 2009 yaitu Rp. 5,03 triliun atau turun 21 % dari
tahun 2008 sebesar Rp. 6,4 triliun. Beberapa Subkon telah naik kelas menjadi
perusahaan kategori besar dengan asset diatas Rp. 50 M, sehingga tidak
dimasukkan lagi pada kategori kecil menengah.
Salah satu keberhasilan pembinaan YDBA adalah terwujudnya UKM
Subkon Mandiri. Setelah mendapatkan
predikat mandiri subkon dimaksud tidak
lagi memperoleh pembinaan secara intensif. Yang diberikan hanya sebatas konsultasi dan pemberian
informasi. Langkah ini dilakukan dengan maksud memberikan kesempatan yang sama
kepada subkon-subkon baru yang juga berpotensi untuk menjadi binaan YDBA.
Untuk membantu pemuda putus sekolah, YDBA bekerja sama dengan
perusahaan KLM dan BUMN/S, memberikan pelatihan kepada para pemuda untuk
menjadi mekanik Roda-2 sehingga
mempunyai ketrampilan yang cukup untuk mengisi peluang kerja di bidang
perbengkelan.
Di bidang jasa perbengkelan Roda-2 YDBA bekerja sama dengan AHM
sedangkan untuk perbengkelan Roda-4, YDBA bekerjasama dengan TAM-TC, ADM-TC dan
IAMI-TC memberikan pembinaan berupa pelatihan teknik dan manajemen bengkel kepada
bengkel-bengkel umum di berbagai wilayah. Bengkel yang memenuhi kualifikasi
standar Astra berpeluang diangkat menjadi bengkel binaan jaringan PT KLM,
seperti menjadi Bengkel Resmi Binaan Daihatsu atau bengkel rekanan PT Asuransi
Astra Buana.
Selain kepada UKM Subkon dan bengkel, YDBA juga memberikan
pendampingan kewirausahaan kepada karyawan Grup Astra yang telah memasuki Masa
Persiapan Pensiun (MPP) dan berminat untuk membuka usaha
B.
Agribisnis dan Pertambangan
Sebagai bagian dari value chain bisnis Grup Astra, YDBA
mengembangkan program Income Generating Activity (IGA) dengan memberdayakan
petani sawit dan UMKM yang berada di sekitar perkebunan dan pertambangan Grup
Astra. Pembinaan dilakukan bekerjasama dengan divisi Community Development PT
Astra Agro Lestari Tbk (AAL), PT United Tractors Tbk (UT), PT Pamapersada
Nusantara (PAMA), PT Kalimantan Prima Persada (KPP), PT Telen Orbit Prima (TOP)
dan PT Bina Pertiwi (BP).
Sasaran pembinaan program IGA ini adalah para petani karet,
peternak ikan, bengkel sepeda motor, bengkel mobil, bengkel dinamo, usaha
katering, industri makanan kecil, waserda, usaha kerajinan rakyat dan usaha
perdagangan.
Bentuk pembinaan yang diberikan berupa pelatihan Mentalitas
Dasar, Kewirausahaan, Pembukuan Sederhana, Manajemen Usahatani, Teknik Budidaya
dan Pasca Panen, Dinamika Kelompok, Sulam dan Bordir, Pembuatan Produk
Kerajinan dan Higienis Pangan. Selain itu diberikan juga pendampingan lapangan
dan temu usaha.
Untuk membantu memudahkan petani dan UMKM memperoleh modal
usaha YDBA dengan AAL dan PAMA telah mendirikan 7 Lembaga Keuangan Mikro (LKM)
di kedua area tersebut meliputi : LKM Mitra Surya Sejahtera, Kabupaten Mamuju
Utara, Sulawesi Barat; LKM Benteng Kayu Mangiwang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi
Barat; LKM Banua Bauntung, Kabupaten Tabalong, Kalsel; LKM Banua Bauntung,
Kabupaten Balangan, Kalsel; LKM Banua Bauntung, Kabupaten Barito Timur,
Kalteng; LKM Banua Bauntung, Kabupaten Barito Selatan; dan LKM Berkah Banua,
Kabupaten Tapin, Kalsel. Kini sedang dalam proses persiapan 2 LKM baru masing-masing
di Tanjung Enim, Sumatera Selatan dan di Kutai Barat, Kaltim.
LKM yang didirikan ini berfungsi sebagai kegiatan
simpan-pinjam petani dan UMKM. Banyak manfaat yang telah diperoleh dari LKM,
antara lain membantu mengatasi kendala pembiayaan pupuk, bibit, obat-obatan,
bahan bakar (BBM), dan perbaikan infrastruktur kebun. Jumlah pembiayaan yang
sudah disalurkan sebesar Rp 10,4 Milyar kepada 4.334 petani dan UMKM.
YDBA juga memberikan pembinaan di bidang mekanisasi pertanian
melalui penggunaan Traktor Roda-4. Program ini ditujukan khusus untuk petani
sawah di luar Jawa yang kerap menemukan kendala ketersediaan tenaga kerja baik
untuk melakukan intensifikasi maupun ekstensifikasi lahan. Untuk tahap awal
sasaran daerah pembinaannya adalah Kabupaten Sidrap dan Kabupaten Takalar,
Sulawesi Selatan, serta Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
C.
Fasilitasi Pembiayaan
Permodalan merupakan salah satu kendala yang sering dihadapi
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam pengembangan usahanya. Untuk
membantu hal tersebut, YDBA memfasilitasi kebutuhan modal kerja dan investasi
bagi UMKM dengan berbagai Lembaga/Sumber Pembiayaan. Beberapa skim kredit
khusus didesign sesuai dengan kebutuhan UMKM, antara lain :
Kredit Tanpa Agunan-Corporate Social Responsibility (KTA-CSR)
dengan bunga ringan untuk Astra Honda Authorized Service Station (AHASS) khusus
H2 (bengkel) dengan ketentuan omset maksimal Rp. 1 miliar/tahun dan asset
maksimal Rp. 200 juta diluar tanah dan bangunan.
KTA Khusus (dengan bunga lebih ringan dari KTA komersil) untuk
AHASS prioritas H1 (penjualan unit) dengan plafon sampai Rp. 450 juta.
Kredit jangka pendek berdasarkan Purchase Order/Invoice tanpa
jaminan tanah dan bangunan serta bunga dihitung harian untuk UKM Subkon first
dan second layer Grup Astra.
Kredit investasi untuk moulding dan dies dengan pembiayaan
sampai dengan 100% serta jaminan moulding dan dies itu sendiri yang ditujukan
khusus bagi UKM subkon first dan second layer Grup Astra.
Kredit lunak dengan bunga ringan bagi UMK dengan omset maksimal
Rp. 1 miliar per tahun dan aset maksimal Rp. 200 juta di luar tanah dan
bangunan.
Kredit modal kerja dan investasi dari perusahaan modal
ventura.
Dalam rangka pembiayaan kepada AHASS, YDBA melakukan
koordinasi dengan Main Dealer sepeda motor Honda (MDH) seluruh Indonesia.
Tampak dalam gambar disebelah Presdir PT Wahana Makmur Sejati (MDH Jakarta
& Tangerang), Robbyanto Budiman (paling kanan) berbincang dengan Ketua
Pengurus YDBA, Aminuddin (ke-4 dari kanan).
Untuk hal tersebut diatas, YDBA telah bekerjasama dengan
PermataBank, Astra Mitra Ventura, Bank Niaga, Bank Mega, Bank Syariah Mandiri,
Bank Bumiputera dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Disamping itu
untuk kredit lunak, YDBA bekerjasama dengan Kementrian Koperasi & UKM dan
Program Kemitraan & Bina Lingkungan (PKBL) BUMN, antara lain dengan PT
Surveyor Indonesia (Persero), PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, PT
Sucofindo (Persero), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Jasa Raharja
(Persero), PT Bank Ekspor Indonesia (Persero)/LPEI, PT Petro Kimia Gresik
(Persero) dan Pertamina.
Hingga akhir Juni 2010, YDBA berhasil memfasilitasi pembiayaan
bagi UKM dari perbankan dan PKBL BUMN sebesar Rp. 204,4 miliar bagi 1.190 UMKM
yang digunakan untuk menambah modal kerja seiring dengan peningkatan penjualan
dan investasi khususnya penambahan mesin, peralatan serta perluasan tempat
usaha. Hampir seluruh kredit yang diberikan berstatus lancar yang mencapai 99,5
%.
Selain itu YDBA juga bekerjasama dengan perbankan, BUMN dan
swasta memberikan sosialisasi dan edukasi produk-produk perbankan kepada UMKM
yang tersebar di berbagai wilayah melalui program "Ayo ke Bank".
Disamping pelatihan perpajakan dan pembukuan sederhana.
D.
Lembaga Pengembangan Bisnis
Salah
satu upaya yang dilakukan YDBA dalam membina UMKM di daerah adalah dengan mendirikan
Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) sebagai perpanjangan tangan YDBA. Sampai
dengan tahun 2012, YDBA telah mendirikan 12 LPB yang tersebar di berbagai
daerah hasil kerjasama dengan Dinas, BUMN/BUMS dan Swasta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar